Anak
menjadi sangat keras dan aktif saat memasuki usia tiga tahun, terutama
bagi anak laki-laki. Banyak orang orang tua justru dipusingkan saat anak
laki-laki mereka marah, ia suka menendang dan memukul, bahkan ada
kata-kata kasar keluar dari mulutnya. Bila kondisi semacam ini muncul,
orang tua tidak perlu cemas.
Menurut Elly Risman Musa, psikolog dan pemerhati masalah anak,
tingkah laku anak pada dasarnya bisa dibentuk melalui pola pengasuhan
yang merupakan kewajiban bagi ayah dan ibu. “Pengasuhan adalah
pembentukan tingkah laku atau dengan kata lain disiplin,” kata Elly
dalam sebuah konsultasi, Selasa (24/4). Bila tingkah laku sudah dibentuk
sejak dini, tentu hal ini dapat memudahkan orang tua saat berinteraksi
bersama anak.
Ia mengatakan, seorang anak harus diajarkan untuk bisa menahan
keinginan, anak akan belajar bahwa ada kata ‘tidak’ dalam hidup mereka.
Pengenalan seperti ini dapat membantu perkembangan emosi anak menjadi
lebih baik di kemudian hari.
Rumah merupakan tempat pertama untuk menanamkan moral dan aturan pada
anak sebelum mereka memasuki dunia luar. Menanamkan nilai moral dan
dasar-dasar kepribadian,
akan efektif bila dilakukan saat usia satu hingga lima tahun. Misalnya,
berkata sopan, mengucapkan ‘tolong’ saat butuh bantuan, membiasakan
anak untuk sikat gigi sebelum tidur dan lain sebagainya.
Orang tua dituntut untuk sabar saat membimbing anak mereka. Sikap
otoriter atau keras dalam proses disiplin bisa menjadi masalah. “Jika
orangtua banyak memarahi anak, tidak memberi anak kesempatan untuk
bermain dan membatasi ruang gerak anak, anak akan frustrasi,” jelas
Elly.
Anak biasanya akan rewel, marah, dan berkata kasar. Orang tua perlu
memahami kondisi tersebut dan memahami kebutuhan anak seperti kasih
sayang dan asupan makanan yang cukup.
Menendang dan berkata kasar adalah bentuk ekspresi amarah bagi banyak
laki-laki, namun anak laki-laki juga harus tetap diajarkan bagaimana
menyalurkan ekspresi marah yang bisa diterima oleh norma masyarakat.
Mengajarkan bagaimana mengenali perasaan marah adalah cara
membiasakan anak untuk meluapkan emosi negatif secara tepat. “Anak akan
terbiasa mengucapkan: ‘Aku marah pada adik’ dari pada memukul adik jika
ia sedang marah,” tutup Elly.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar