Note: Untuk mencegah kesalahpahaman dari pembaca, penulis menekankan kunci artikel ini:
- Jangan dikonsumsi BERLEBIHAN, karena segala sesuatu yang sehat jika dikonsumsi berlebih akan membahayakan kesehatan.
 - Konsumsi yang ORGANIK, karena yang hibrida/GMO adalah kedelai mutasi yang tidak baik untuk kesehatan.
 - Konsumsi yang tanpa bahan pengawet dan perasa tambahan yang berlebih.
 - Kenali batas tolerir konsumsi Anda karena tiap manusia memiliki metabolisme yang berbeda-beda.
 - Jangan dikonsumsi RUTIN karena kita TIDAK TAHU susu kedelai yang dikonsumsi tersebut organik atau tidak, dan mengandung zat aditif atau tidak, KECUALI ada jaminan klaim dari produsen bahwa produk yang diproduksi adalah organik, tanpa bahan pengawet, dan ada anjuran konsumsi aman yang jelas. Tapi ingat juga dengan poin kunci 4.
 - Artikel ditulis bukan untuk menjelek-jelekan tapi untuk supaya kita bijak dalam mengonsumsi sesuatu (jangan hanya tahu baiknya saja, tapi juga tahu sisi negatifnya juga jika kita salah mengonsumsi).
 
.
Beresiko Memperparah Kanker
Sering diberitakan bahwa kedelai sangat 
bermanfaat untuk memerangi kanker. Kebenaran akan berita ini adalah ya 
dan tidak. “YA” MEMANG BERMANFAAT JIKA PRODUK KEDELAI TELAH 
TERFERMENTASI, “TIDAK” BERMANFAAT JIKA PRODUK TERSEBUT ADALAH 
NON-FERMENTASI.
Para
 pasien kanker telah diperingatkan oleh Cancer Council NSW untuk 
menghindari makanan yang berbahan dasar kedelai karena kedelai 
non-fermentasi akan mempercepat pertumbuhan kanker.
Hasil suatu penelitian di tahun 1996, 
melaporkan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi kedelai mengalami 
epithelial hyperplasia, yaitu suatu kondisi yang menandai kanker. 
Penelitian lanjutan yang dilakukan setahun kemudian, membuktikan bahwa 
genistein (salah satu jenis isoflavon) terbukti dapat menstimulasi 
kanker payudara. Karena itu, wanita yang berisiko dan pernah menderita 
kanker payudara sebaiknya waspada bila ingin mengonsumsi produk kedelai.
 Pilihan yang tepat adalah produk kedelai terfermentasi.
.
Mengganggu Hormon, Menyebabkan Ketidakstabilan Emosi dan Alergi
Sudah umum diketahui bahwa kedelai 
mengandung komponen “serupa” estrogen (hormon wanita). Banyak wanita 
yang mengalami pasca menopause menggunakan produk kedelai untuk membantu
 masalah kewanitaan mereka karena ketidakseimbangan hormon mereka. 
Kedelai sangat efektif dalam mensuplai hormone-hormon yang diperlukan.
Tapi yang perlu kita pertanyakan adalah 
jika kedelai dapat menyediakan hormon yang cukup untuk wanita paruh 
baya, apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN KEPADA BAYI? Apa jadinya jika 
kedelai yang dipenuhi hormon “serupa” hormon wanita ini RUTIN DIBERIKAN 
KE PRIA? Begitu juga apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN kepada para wanita
 muda yang MASIH CUKUP hormon estrogennya?
Penelitian mengenai dampak produk-produk 
kedelai bagi manusia telah berkembang selama lebih dari 40 tahun 
(penelitian dimulai tahun 60-an). Selama beberapa dekade ini, telah 
dilakukan banyak penelitian dari dampaknya terhadap serangga, tikus, 
burung, sampai dengan manusia. Dari penelitian-penelitian tersebut, 
didapati banyak efek negatif dari kedelai non-fermentasi.
Burung yang diberi makan kedelai 
memperlihatkan “PENDEWASAAN DINI” di usia 2 bulan, dimana seharusnya 
mulai dewasa di usia 18 bulan. Ini mengakibatkan burung-burung ini menua
 terlalu dini dan dengan demikian cepat mati di usia muda. Tapi bukan 
hanya itu saja, pada burung-burung ini juga menunjukkan adanya masalah 
tiroid, kemandulan, dan pertumbuhan tumor.
Phytoestrogen (komponen yang dikandung 
kedelai) dalam banyak penelitian TELAH KUAT DISIMPULKAN beresiko 
mengakibatkan  gangguan tiroid, gangguan sikap dan kanker. Theodore Kay 
dari Kyoto University Faculty of Medicine menekankan di tahun 1988 bahwa
 “pembesaran tiroid pada tikus dan manusia, terutama anak-anak, yang 
rutin diberikan kedelai telah diketahui selama setengah abad.”
Dua peneliti dari FDA (BPOM-nya Amerika),
 yaitu Daniel Doerge dan Daniel Sheehan, memprotes kebijakan FDA  itu 
sendiri yang mengijinkan klaim aman kedelai bagi kesehatan jantung. 
Dalam surat protesnya, mereka mengkhawatirkan akan keselamatan publik 
dimana komponen kedelai yang dipakai sebagai estrogenik (terapi hormon) 
dan obat-obatan goitrogenik (pengobatan untuk tiroid) diberikan label 
peringatan untuk berhati-hati bila memakainya, tapi kenapa produk-produk
 kedelai lainnya tidak.
Bukan sekedar permasalahan hormon saja, 
telah ditemukan adanya hubungan antara masalah perilaku anak-anak dengan
 produk kedelai. Produk kedelai yang diformulasikan bagi anak-anak 
mengandung tingkat mangan 50 kali lebih tinggi dibandingkan ASI. Dari 
sini menunjukkan bahwa tingkat mangan yang terlalu tinggi dalam susu 
formula kedelai adalah beracun bagi otak bayi. Penelitian ini menjawab 
salah satu kemungkinan dari naiknya tingkat penderita ADHD dan perilaku 
kasar yang ada selama ini. Mangan merupakan mineral dasar yang 
dibutuhkan oleh tubuh kita, tapi jika berlebihan akan mengakibatkan 
“sindrom keracuan mangan”.
Alergi juga menjadi kekhawatiran 
berikutnya. Kedelai adalah salah satu makanan penyebab alergi terkuat di
 jaman modern ini. Dari beberapa penelitian melaporkan bahwa kedelai 
mengandung setidaknya 30 protein penyebab alergi. Apakah anak Anda 
menderita asma? Jika “Ya”, mungkin inilah saatnya Anda mengevaluasi 
kembali pola makan anak Anda.
.
Kandungan Berbahaya pada Produk Kedelai Non-Fermentasi
Produk kedelai terbagi menjadi 2 jenis, 
yaitu produk yang terfermentasi dan yang non-fermentasi. Produk 
terfermentasi adalah produk kedelai yang aman dan sangat baik buat 
kesehatan. Diantaranya adalah tempe, kecap, miso, natto dan kecambah 
kedelai. Tapi lain halnya dengan produk NON-FERMENTASI seperti misalnya 
tahu dan susu kedelai, karena produk ini masih banyak memiliki kandungan
 zat-zat berbahaya seperti:
A) Goitrogen – Ini
 adalah komponen yang mengganggu fungsi tiroid, dengan demikian 
menyebabkan hypotiroid pada individu yang sensitif dan juga beresiko 
menyebabkan kanker tiroid.
Ketika kita mengkonsumsi produk kedelai 
non-fermentasi sekali-dua kali, belum tentu langsung mengalami efeknya. 
Ada takaran tertentu baru kita akan terpengaruh. Berapakah takaran yang 
membahayakan kesehatan? Ini tergantung usia.
Berdasarkan Soy Online Service, bayi 
seharusnya tidak mengonsumsi kedelai sama sekali. Bagi orang dewasa, 
hanya dengan 30 mg isoflavone (termasuk komponen goitrogen) per hari 
cukup mengganggu fungsi tiroid. Takaran isoflavon yang perlu diwaspadai 
ini ada pada 5-8 ons susu kedelai.
B) Asam Phytic– Kedelai
 mengandung asam Phytic, yaitu asam yang dapat menghalangi penyerapan 
mineral seperti misalnya zat besi, kalsium, tembaga, dan terutama seng 
dalam saluran pencernaan.
Seng dibutuhkan untuk perkembangan dan 
berfungsinya otak serta sistem syaraf. Ia berperan penting dalam 
mengendalikan mekanisme kadar gula darah dan dengan demikian melindungi 
dari diabetes. Ia juga diperlukan untuk menjaga kesuburan.
Seng adalah komponen kunci dalam berbagai
 enzim vital dan berperan banyak dalam sistem imun. Asam Phytic dalam 
kedelai tidaklah banyak dan bagi pria terkadang dibutuhkan. Jadi 
kandungan asam ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali bagi wanita yang 
sedang menstruasi dan juga bagi anak-anak.
Pada proses fermentasi kandungan asam phytic ini jauh berkurang sampai pada level aman untuk segala umur.
C) Penghambat Trypsin – Komponen
 negatif ini mengurangi kemampuan Anda mencerna protein. Memberi bayi 
dan anak Anda produk kedelai yang non-fermentasi secara teratur akan 
mengganggu pertumbuhannya. Kacang-kacangan lain yang memiliki kandungan 
penghambat trypsin yang tinggi adalah kacang lima.
D) Nitrat
 – Adalah komponen yang bersifat karsinogen (penyebab kanker), terbentuk
 pada saat pengeringan, dan zat beracun lysinoalanin terbentuk selama 
proses alkalin. Berbagai macam zat aditif buatan, terutama MSG
 (zat aditif yang merusak sel syaraf) telah ditambahkan pada produk 
kedelai untuk menyamarkan “aroma kacang”nya yang kuat dan memberikan 
rasa mirip daging.
E) Phytoestrogen – Biasanya
 dipakai untuk membantu mengurangi efek produksi estrogen yang rendah 
dalam tubuh, kini ditemukan sebagai faktor penyebab kanker payudara dan 
leukemia pada anak.
F) Aluminum –
 Dari beberapa penelitian telah diketahui adanya hubungan antara 
keberadaan aluminium dengan penyakit Alzheimer. Tapi tahukah Anda bahwa 
susu kedelai mengandung aluminium 11 kali (1100 persen) lebih banyak 
dibandingkan susu formula biasa?!
G) Mangan – Produk formula kedelai memiliki
 kandungan mangan berlebih bagi tubuh kita. Mangan dalam tingkat kecil 
sangat kita butuhkan untuk membantu sel tubuh kita mengumpulkan energi. 
Tapi jika berlebih, mangan bisa menyebabkan kerusakan otak seperti pada 
penyakit Parkinson.  Tingkat kandungan mangan di tiap susu bayi 
berbeda-beda, yaitu:
- ASI mengandung 4-6 mcg/L.
 - Susu formula bayi biasa (dari sapi) mengandung 30-50 mcg/L.
 - Susu formula kedelai mengandung 200-300 mcg/L!!!
 
H) Terlalu Banyak Omega-6.
 Produk kedelai non-fermentasi mengandung kandungan Omega-6 yang lebih 
banyak dibandingkan Omega-3. Ketidakseimbangan rasio antara Omega-3 
dengan Omega-6 akan membuat kita rentan terkena penyakit kanker, 
diabetes, penyakit jantung, arthritis, asma, hiperaktif, dan depresi.
.
Dampak Bagi Anak Laki-Laki 
“Pubertas dini (yang disebabkan oleh 
produk kedelai) bisa meningkatkan resiko anak laki-laki menderita kanker
 testicular di saat menjelang dewasa, karena telah terpapar berbagai 
hormone seks terus menerus,” ujar Marcia Herman-Giddens , peneliti dari 
 University of North Carolina.  Ketidaknormalan pada saluran kencing 
mereka juga ditemukan dan beberapa penelitian akhir-akhir ini telah 
menemukan adanya beberapa cacat lahir lahir pada ibu-ibu vegetarian yang
 sering mengonsumsi kedelai.
Bagi orang dewasa, tubuh telah 
diperlengkapi dengan sempurna untuk menetralisir efek negatif kedelai 
non-fermentasi. Tapi lain halnya dengan bayi yang sistem endokrinnya 
masih belum sempurna. Suatu penelitian menyebutkan bahwa ketika Anda 
memberi produk kedelai non-fermentasi pada bayi tiap harinya, itu sama 
saja memberikannya sesuatu yang SETARA DENGAN 5 KALI PIL KB DALAM SEHARI
 (BAGI ORANG DEWASA)!
Sistem endokrin bayi belum mampu 
mengatasi kandungan isoflavon berlebih yang ada pada produk kedelai 
non-fermentasi. Kandungan berlebih isoflavon memiliki sifat feminisasi, 
yang akan MENGAKIBATKAN UKURAN KELAMIN BAYI LAKI-LAKI JADI LEBIH KECIL 
DAN KECENDERUNGAN GENETIKA YANG MENGARAH KE HOMOSEKSUALITAS. Beberapa
 ahli mempersalahkan pengkonsumsian susu formula bayi sebagai salah satu
 faktor kecenderungan genetika anak laki-laki menjadi seperti perempuan. Anda tentu tidak ingin anak Anda memiliki kelainan yang satu ini bukan?
.
Dampak Bagi Anak Perempuan 
Produk formula kedelai mengandung tingkat hormon sebanyak 240 kali lebih tinggi diandingkan ASI!
Para endokrinologis anak-anak di tahun 
1982 telah melaporkan hasil penelitian mereka yang mendapati adanya 
perkembangan payudara pada anak-anak perempuan dibawah delapan tahun. 
Dalam penelitian pertama yang melibatkan 130 anak perempuan, 68% 
menunjukkan  adanya perkembangan payudara sebelum mereka berusia 18 
bulan! Para peneliti mendapatkan adanya hubungan antara ketidaknormalan 
ini dengan konsumsi produk-produk kedelai.
Anak-anak perempuan yang memasuki masa 
pubertas akan beresiko besar menderita kanker payudara dan juga kista 
rahim jika mengalami gangguan tiroid karena rutin mengonsumsi produk 
kedelai non-fermentasi.
.
Dampak Bagi Wanita Muda
Mungkin Anda terkejut jika saya 
mengatakan bahwa komponen phytoestrogen pada kedelai bisa meningkatkan 
resiko kanker payudara. Dr. Claude Hughes, direktur dari Women’s Health 
Center di Cedar-Sinai Medical Center, Los Angeles mengemukakan pendapat 
tentang komponen kimiawi pada kedelai,”Ia (phytoestrogen) dapat 
 mempercepat pembelahan sel-sel yang sudah menjadi kanker dari 
mengandalkan estrogen untuk pertumbuhan mereka (sel-sel kanker).”
Chanfeng Wang dan Mindy S. Kurzer, yang 
menulis “Phytoestrogen Concentration Determines Effects of DNA Synthesis
 in Human Breast Cancer Cells” mengatakan, “Data kami memperlihatkan 
adanya kemungkinan bahwa dalam kadar tertentu pada manusia, 
phytoestrogen, flavonoid dan lignan justru menstimulasi, bukannya 
menghambat, pertumbuhan tumor-tumor yang mengandalkan estrogen.”
Disamping itu juga didapati bahwa dua 
gelas susu kedelai sehari dalam satu bulan penuh, mengandung cukup 
komponen kimiawi yang dapat mengganggu siklus menstruasi wanita. Umum 
diketahui bahwa para wanita yang memakai pil-pil kontrasepsi lebih 
sering mudah marah-marah seiring adanya gangguan hormonal. Hanya dengan 
100 gr dari produk kedelai, mengandung komponen estrogenik yang sama 
dengan satu pil kontrasepsi.
.
Dampak Bagi Pria Dewasa
Apa
 dampak phytoestrogen bagi pria? Para peneliti percaya bahwa 
kecenderungan menurunnya kesuburan pria bisa jadi dikarenakan adanya 
pemberian estrogen dari luar, termasuk phytoestrogen kedelai.  Terdapat 
bukti kuat yang menunjukkan bahwa phytoestrogen kedelai menghambat enzim
 yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hormone testoteron (hormone 
pria).
Penelitian terhadap pejantan hewan-hewan 
juga telah banyak dilakukan, baik dari belalang sampai dengan cheetah. 
Dari penelitian-penelitian tersebut didapati bahwa kedelai mengakibatkan
 para pejantan ini kurang percaya diri, kurang agresif, hasrat seksual 
menurun, dan jumlah sperma  pun berkurang.
Dampaknya pada manusia terlihat lebih 
lambat daripada pada hewan. Tapi tetap saja berdampak negatif jika 
kedelai secara rutin diberikan pada pria.
Penelitian terlama akan dampak produk 
kedelai  dimulai di tahun 1965 dengan partisipan 8.006 pria 
Jepang-Amerika. Dalam penelitian ini mempertanyakan tentang 27 makanan 
dan minuman mereka. Setelah dimonitor dan diteliti bertahun-tahun 
lamanya, studi/penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan 
antara pemberian tahu dengan “penuaan otak dini”, bahkan berhubungan 
dengan penyakit Alzheimer. Dr. Lon White, peneliti dalam Honolulu Heart 
Program ini mengungkapkan bahwa dari 27 makanan yang diteliti, tahu-lah 
yang menunjukkan hasil konsisten berdampak negatif bagi otak pria-pria 
ini.
Lon White, akhirnya menyatakan, “Yang 
perlu ditekankan adalah ini semua (phytoestrogen ) bukanlah nutrisi. 
Mereka semua tergolong obat. Mereka memiliki beberapa manfaat dan juga 
beberapa kerugian.”
.
Bukankah Sejarah Asia Membuktikan Kedelai Baik untuk Kesehatan?
Pernyataan ini sebagian ada benarnya juga
 karena kedelai memang memiliki kandungan nutrisi yang banyak dan baik 
untuk kesehatan. Tapi ingat bahwa produk-produk kedelai baru bisa 
dikatakan 100% aman jika diproses secara fermentasi.
Terus apa yang salah? Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut.
Informasi yang mempromosikan produk 
kedelai selalu diarahkan pada kebiasaan makan orang Asia dan catatan 
sejarah kesehatan kita (orang Asia). Namun sayangnya, informasi ini 
kurang kritis dalam memberikan detail informasi akan kondisi bagaimana 
kedelai ditanam, karena hal ini mempengaruhi struktur kimia kedelai yang
 cenderung bertindak sebagai antiestrogen. Tekanan lingkungan, jamur, 
dan faktor lingkungan kedelai lainnya (termasuk fermentasi atau 
non-fermentasi) sangat mempengaruhi kandungan phytokimia kedelai yang 
berdampak pada kesehatan.
Detail bagaimana orang Asia menggunakan 
atau mengonsumsi kedelai kurang diperjelas. Normalnya, jauh sebelum 
masa-masa kedelai digombor-gemborkan sebagai produk yang sehat, 
pengkonsumsian kedelai bagi orang Asia masih tergolong sedikit dan 
biasanya dikombinasikan dengan sumber protein lain seperti daging sapi, 
babi, ayam, ikan, susu, dan telur. Gabungan dari protein hewan ini 
mempengaruhi struktur kimiawi makanan lain di dalam pencernaan kita.
Disamping itu, banyak produk-produk 
kedelai sebelum era modernisasi dikonsumsi dalam bentuk terfermentasi 
seperti misalnya tempe, kecap, dan kecambah. Proses fermentasi ini 
mengubah struktur kimia berbahaya kedelai menjadi hilang atau berkurang 
drastis.
Tapi jika dilihat dalam jaman sekarang, 
didapati bahwa tingkat penyakit Alzheimer lebih tinggi di orang-orang 
Asia dibandingkan di masyarakat negara lain.  Perlu diingat juga bahwa 
dulu (mungkin juga sampai sekarang) kita sebagai orang Asia menganggap 
tempe-tahu adalah makanan murahan dan tidak mengonsumsinya sebagai menu 
utama kita. Kita dulu lebih banyak mengonsumsi nasi, sayur, telur dan 
daging daripada produk-produk kedelai.
Seberapa banyakkah kedelai dikonsumsi 
oleh orang Asia SEBELUM MASA MODERNISASI? Sebenarnya tidak banyak, 
berbeda dengan klaim yang perusahaan sering nyatakan, kedelai sebenarnya
 tidak begitu banyak dikonsumsi oleh orang Asia SEBELUM MASA 
MODERNISASI. Studi historis menunjukkan bahwa orang Asia mengonsumsi 
kedelai ketika ada masalah finansial atau ketika adanya kekurangan 
sumber makanan lain. Dan disamping itu, banyak dari kedelai yang ada 
diproses secara fermentasi untuk menghilangkan efek racun kedelai.
Lain halnya dengan jaman sekarang, 
pemanfaatan kedelai lebih dipengaruhi oleh karena faktor keuntungan 
ekonomi dibandingkan karena faktor kesehatan. Amerika, Jepang, 
Indonesia, dan negara lainnya telah “membombardir” masyarakat dengan 
produk-produk kedelai. Tapi lain halnya dengan Switzerland, Inggris, 
Australia dan New Zealand, peringatan publik yang tegas telah diberikan 
kepada masyarakatnya untuk secara medis mewaspadai dan memonitor 
penggunaan kedelai bagi bayi dan wanita hamil.
Banyak dari para vegetarian di Amerika, 
Eropa, dan Australia mengonsumsi sekitar 220 gram tahu dan beberapa 
gelas susu kedelai per hari, dua atau tiga kali dalam seminggu. Tapi 
porsi ini sebenarnya berlebihan dibandingkan konsumsi orang Asia sebelum
 masa modernisasi. Orang Asia jaman dulu biasanya mengonsumsi kedelai 
dalam porsi kecil menyertai makanan lainnya. Kedelai juga bukan sumber 
protein utama orang Asia jaman dulu, termasuk susu kedelai.
Berdasarkan penelitian KC Chang, editor 
dari Food in Chinese Culture, total konsumsi kalori dari kedelai bagi 
orang Cina di tahun 1930 hanya 1,5%, jauh lebih sedikit dibandingkan 
dengan konsumsi daging babi sebanyak 65%.
Pernah mendengar promosi bahwa susu 
formula kedelai adalah aman karena bayi-bayi orang Asia telah 
mengonsumsinya selama berabad-abad? Pernyataan promosi ini juga salah, 
apalagi klaim bahwa susu kedelai lebih baik dibandingkan ASI. Yang benar
 adalah sejarah orang Asia JAMAN DULU menunjukkan bahwa bayi-bayi mereka
 sangat jarang diberikan susu kedelai.
Ernest Tso dalam tulisannya di Chinese Journal of Physiology tahun 1928,
 mengungkapkan bahwa susu kedelai dibeberapa daerah merupakan minuman 
penduduk asli di pagi hari, tapi sangat sedikit digunakan sebagai bagian
 dari menu utama bagi anak-anak.
Dalam tulisannya di tahun 1930, Dr RA Guy
 dari Department of Public Health di Peiping Union Medical College 
menyatakan bahwa susu kedelai tidak pernah secara umum diberikan kepada 
anak-anak mereka di Peiping. Minuman ini juga tidak dibuat sendiri di 
tiap rumah, melainkan dijual oleh pedagang keliling, dalam bentuk tidak 
kental dan panas, tapi diminum oleh orang-orang tua sebagai pengganti 
teh. Sebaliknya, susu kedelai pada masa itu dianggap tidak praktis dan 
susah untuk dipersiapkan bagi bayi-bayi mereka. Jadi, praktek pemberian 
susu kedelai bagi bayi-bayi orang Asia di jaman dulu adalah tidak umum. 
(Guy RA. Chinese Med J. 1936; 50:434-442).
.
Pengaruh Kedelai Buatan (GMO) Bagi Kualitas Kedelai
Lebih jauh lagi, kebanyakan kedelai jaman
 sekarang ditanam di lahan pertanian yang penuh dengan pestisida dan 
herbisida, dan banyak juga merupakan kedelai buatan (Genetically Modified).
 Menimbang faktor kedelai buatan, apakah ini berarti kedelai lokal aman 
dan tidak mengandung komponen kimia yang berbahaya buat kesehatan? Tidak
 juga. Kedelai asli maupun buatan (GMO) juga memiliki komponen kimia 
berbahaya jika tidak difermentasi, tapi GMO makin memperparah kondisi 
yang ada.
Ada yang berpendapat bahwa 
penelitian-penelitian yang menunjukkan hasil negatif kedelai adalah 
karena penelitian tersebut lebih banyak meneliti kedelai-kedelai buatan,
 bukannya kedelai asli seperti kebanyakan di Asia atau Indonesia. Tapi 
ini juga salah karena penelitian ilmiah mengenai dampak kedelai bagi 
kesehatan, telah dilakukan di TAHUN 60-AN DI BERBAGAI NEGARA EROPA DAN 
ASIA. Penelitian-penelitian ini juga menunjukkan dampak negatif kedelai 
yang pada masa itu masih alami, bukan GMO. Kedelai buatan atau GMO, baru
 ada di tahun 1995, diperkenalkan pertama kali oleh Perusahaan 
Monsanto.  Selain itu, di tahun 1997, hanya ada sekitar 8% kedelai 
buatan diproduksi di Amerika Serikat, tapi menjadi meningkat tajam di 
tahun 2006, yaitu 89%.
.
Apakah Tahu Aman?
Ada yang berpendapat bahwa tahu merupakan
 produk yang aman. Untuk hal ini saya berpendapat bisa “Ya”, bisa juga 
“Tidak”. “Ya” – aman, jika Anda tidak berlebihan atau RUTIN 
mengonsumsinya. “Tidak” aman, jika Anda melakukan sebaliknya. Kenapa 
demikian? Karena sepengetahuan saya, tahu merupakan produk kedelai 
non-fermentasi. Itu berarti tahu juga memiliki komponen kimia berbahaya 
(aluminium, mangan, phytoestrogen, dll) yang masih banyak. Begitu juga 
dengan susu kedelai.Tapi jika ada yang tahu bagaimana membuat tahu dan 
susu kedelai secara fermentasi, ini adalah kabar gembira dan saya harap 
Anda bisa membagikan rahasianya kepada saya.
.
Tapi Saya Merasakan Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan Saya
Iya memang benar tidak bisa dipungkiri 
bahwa produk kedelai, termasuk yang non-fermentasi, bisa membawa dampak 
positif bagi beberapa orang. Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah 
kedelai non-fermentasi (termasuk susu kedelai), jika RUTIN Anda 
konsumsi, SUATU HARI nanti akan membawa efek negatif bagi kesehatan 
Anda. Sesuai dengan yang dijelaskan di atas, kedelai non-fermentasi 
lebih cocok dikatakan sebagai obat serupa herbal dan bukan sebagai 
sumber nutrisi dalam keseharian kita. Anda harus bijaksana memanfaatkan 
produk-produk kedelai dilihat dari kebutuhan, proses, frekuensi, dan 
porsinya bagi Anda.
Hanya karena sebuah komponen yang 
ditemukan dalam makanan membantu satu bagian tubuh berfungsi dengan 
baik, tidak berarti bahwa komponen tersebut baik bagi seluruh tubuh. 
Saat memilih makanan dan minuman, pertimbangkanlah semuanya secara 
keseluruhan. ANDA TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU 
BURUK HANYA DENGAN MELIHAT DARI SATU BAHAN YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN
 TERSEBUT. Contoh: susu sapi mengandung kalsium yang cukup tinggi, tapi ternyata susu sapi lebih cocok untuk anak sapi bukannya manusia dan LEBIH BANYAK membahayakan kesehatan dibandingkan manfaatnya.
Hukum yang sama juga berlaku yaitu ANDA 
TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU BURUK HANYA DENGAN
 MELIHAT DARI SATU MANFAAT YANG DIMILIKI MAKANAN TERSEBUT. Contoh: kopi 
baik untuk menghilangkan rasa kantuk dan menenangkan pikiran, tapi jika 
dikonsumsi cukup banyak dan rutin, kopi bisa membawa kerugian yang menghambat
 produksi melatonin, mengganggu pertumbuhan janin, memperburuk kondisi 
diabetes, dan meningkatkan resiko serangan jantung.
Di jaman sekarang, tidak ada makanan yang
 100% sempurna. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Tapi sebagai 
bahan pertimbangan, nilailah prosentase baik dan buruk dari apa yang 
Anda konsumsi. Jika suatu makanan lebih banyak membawa kerugian 
dibandingkan keuntungan, adalah bijaksana jika Anda tidak mengonsumsinya
 (atau mengurangi pengkonsumsiannya).
Dari semua informasi yang ada mengenai 
manfaat kedelai, FAKTOR UANG SANGAT MENENTUKAN DI SINI, BUKAN FAKTOR 
KESEHATAN. Produk-produk kedelai jaman sekarang lebih tepatnya bersifat 
sebagai obat, sama seperti herbal, dan bukan sebagai sumber nutrisi 
makanan keseharian kita.
Mungkin Anda tidak setuju dengan tulisan 
saya, tapi daripada bertanya dan berdebat panjang lebar dengan saya, 
saya sarankan Anda untuk melakukan penyelidikan sendiri. Jangan percaya 
begitu saja terhadap informasi yang pro maupun kontra terhadap 
produk-produk kedelai. Cari tahu dan selidikilah kebenarannya sendiri.
Dalam penyelidikan mengenai dampak 
kedelai, saya mendapati LEBIH BANYAK hasil uji ilmiah yang 
kontra-kedelai dibandingkan yang pro-kedelai. Dan uji ilmiah ini adalah 
FAKTA DAN PENELITIAN ILMIAH YANG TIDAK DIMANIPULASI. Lagipula, para 
peneliti yang kontra-kedelai toh TIDAK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MATERI 
dari penelitian-penelitian mereka yang “melawan arus”. Jadi pertimbangan
 akan “conflict of interest” adalah tidak mungkin dalam kasus 
kontra-kedelai yang selalu memberitakan fakta-fakta negatif dari produk 
kedelai.
Informasi-informasi kontra-kedelai ini 
akan banyak Anda temui secara INTERNATIONAL, bukan nasional. Manfaatkan 
fasilitas internet dan Anda akan mendapati bahwa informasi 
kontra-kedelai jumlahnya sangat banyak dan mudah ditemukan.
Di sini saya tidak melarang Anda untuk 
mengonsumsi kedelai… Tidak. Saya hanya memperingatkan Anda terhadap 
PENGKONSUMSIAN PRODUK KEDELAI YANG TIDAK TEPAT. Pilihlah produk kedelai 
yang terfermentasi seperti misalnya tempe, kecap, miso, natto dan 
kecambah kedelai. Mereka adalah produk-produk kedelai terfermentasi yang
 baik untuk kesehatan.
Namun Anda bisa juga mengonsumsi yang tidak terfermentasi asal mengikuti anjuran kunci yang telah saya sebutkan di atas, yaitu:
- Jangan dikonsumsi BERLEBIHAN, karena segala sesuatu yang sehat jika dikonsumsi berlebih akan membahayakan kesehatan.
 - Konsumsi yang ORGANIK, karena yang hibrida/GMO adalah kedelai mutasi yang tidak baik untuk kesehatan.
 - Konsumsi yang tanpa bahan pengawet dan perasa tambahan yang berlebih.
 - Kenali batas tolerir konsumsi Anda karena tiap manusia memiliki metabolisme yang berbeda-beda.
 - Jangan dikonsumsi RUTIN karena kita TIDAK TAHU susu kedelai yang dikonsumsi tersebut organik atau tidak, dan mengandung zat aditif atau tidak, KECUALI ada jaminan klaim dari produsen bahwa produk yang diproduksi adalah organik, tanpa bahan pengawet, dan ada anjuran konsumsi aman yang jelas. Tapi ingat juga dengan poin kunci 4.
 - Artikel ditulis bukan untuk menjelek-jelekan tapi untuk supaya kita bijak dalam mengonsumsi sesuatu (jangan hanya tahu baiknya saja, tapi juga tahu sisi negatifnya juga jika kita salah mengonsumsi).
 
Healindonesia, Dt Awan (Andreas Hermawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar